Andre Taulany Tegas Tolak Anak Jadi Saksi di Sidang Perceraian

Andre Taulany Tegas Tolak Anak Jadi Saksi di Sidang Perceraian

wartanusantara.net – Nama Andre Taulany kembali mencuat ke publik, kali ini bukan karena aksi lucunya di televisi, tapi karena sikap tegasnya di ruang sidang. Dalam proses perceraian yang tengah ia jalani dengan sang istri, Andre secara terbuka menolak anak-anaknya jadi saksi di persidangan. Sikap ini menuai beragam komentar dari publik, terutama soal bagaimana seorang ayah memilih untuk memisahkan urusan hukum dengan tanggung jawab emosional terhadap anak.

Isu perceraian Andre dan istrinya, Erin Taulany, sudah cukup lama mengudara di dunia hiburan tanah air. Tapi yang bikin publik benar-benar menaruh perhatian adalah ketika Andre menyatakan dengan lantang di hadapan majelis hakim bahwa ia tidak ingin anak-anak mereka dilibatkan dalam proses hukum ini. Baginya, perlindungan psikologis anak jauh lebih penting ketimbang kebutuhan formalitas sidang.

Kisah ini langsung jadi trending di berbagai media sosial. Banyak yang mendukung langkah Andre, tapi tak sedikit pula yang mempertanyakan, apakah keputusan ini akan mempengaruhi proses hukum selanjutnya? Kita bahas lebih dalam.

Latar Belakang: Proses Cerai yang Cukup Tertutup

Meski dikenal sebagai figur publik, Andre dan Erin sebenarnya cukup menjaga privasi rumah tangga mereka. Sejak isu keretakan rumah tangga ini berembus awal tahun 2025, keduanya tidak banyak memberikan pernyataan kepada media. Namun dokumen pengadilan menunjukkan bahwa gugatan cerai diajukan oleh pihak Erin.

Sidang pertama yang digelar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan berjalan tertutup. Tapi informasi tetap mengalir ke publik melalui kuasa hukum masing-masing. Andre sendiri hadir dalam beberapa sidang, didampingi pengacara dan kerabat dekat. Ia terlihat tenang, namun tetap menunjukkan sikap serius.

Dalam sidang terbaru yang membahas soal hak asuh dan pembagian harta, majelis hakim sempat mengusulkan agar anak-anak pasangan ini dihadirkan sebagai saksi. Permintaan ini mengacu pada hukum acara perdata di mana kesaksian anak yang sudah cukup umur bisa membantu hakim mempertimbangkan keputusan asuh. Namun di sinilah Andre mengambil sikap tegas dengan menolak usulan tersebut.

Alasan Andre Taulany Menolak Anak Jadi Saksi

Keputusan Andre Taulany bukan tanpa dasar. Lewat pernyataan resmi pengacaranya, Andre menekankan bahwa dirinya tidak ingin membuat anak-anak mereka trauma atau merasa tertekan karena harus memilih antara ayah atau ibu. Dalam sidang, ia disebut mengungkapkan, “Saya ingin anak-anak tetap utuh secara batin, tidak merasa diseret ke ranah hukum orang dewasa.”

Poin penting dari pernyataan Andre adalah bahwa proses hukum orang tua tidak semestinya membebani anak-anak. Mereka berhak menjalani masa remaja tanpa dihantui pertanyaan-pertanyaan emosional di pengadilan. Selain itu, Andre menilai bahwa hubungan orang tua dan anak tidak seharusnya dinodai oleh proses persidangan yang berpotensi menyakiti mental anak.

Sikap ini mendapatkan banyak dukungan dari netizen, para pemerhati psikologi anak, bahkan beberapa artis lain. Banyak yang memuji Andre karena menunjukkan kedewasaan dan empati tinggi sebagai ayah, meskipun dirinya berada dalam posisi sulit.

Reaksi Publik dan Pengamat Hukum

Setelah kabar Andre Taulany tolak anak jadi saksi ini beredar luas, respons dari publik pun bermunculan. Di Twitter, X, dan Instagram, banyak komentar bernada positif. Beberapa menyebut Andre sebagai “ayah sejati” yang lebih mementingkan kesehatan mental anak dibanding kemenangan di pengadilan.

Sementara dari sisi hukum, beberapa pengamat berpendapat bahwa sikap Andre bisa berdampak pada pembuktian di persidangan. Namun mereka juga menegaskan bahwa hakim memiliki diskresi untuk mempertimbangkan bukti lain tanpa harus memaksakan kesaksian anak, apalagi jika dinilai dapat merugikan psikologis mereka.

Pakar hukum keluarga dari UI, Dr. Irawan Putra, mengatakan bahwa dalam banyak kasus perceraian artis, kehadiran anak sebagai saksi sering menimbulkan trauma jangka panjang. “Anak-anak butuh lingkungan netral dan penuh kasih untuk berkembang. Menghadirkan mereka ke ruang sidang bukan hanya membuka luka, tapi juga bisa memperkeruh hubungan keluarga pasca-cerai,” ujarnya.

Dukungan Psikolog dan Komunitas Parenting

Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana, turut mengomentari langkah Andre. Ia menyebut bahwa keputusan tersebut sangat tepat dan mencerminkan pemahaman yang sehat tentang kondisi psikologis anak-anak dalam situasi perceraian. Menurutnya, anak-anak sering kali berada dalam posisi sulit saat diminta jadi saksi, apalagi jika hubungan orang tua sedang panas.

Komunitas parenting seperti Ayah ASI dan Ruang Tumbuh juga menyampaikan dukungan terhadap keputusan Andre. Mereka menekankan bahwa perceraian seharusnya tidak menjadi ajang adu kuat antar pasangan, melainkan momen untuk menyusun ulang kehidupan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan anak.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak berhak tumbuh tanpa dibebani konflik orang tua. Dan dalam kasus ini, banyak pihak melihat bahwa Andre Taulany tolak anak jadi saksi bukan hanya keputusan hukum, tapi juga langkah bijak sebagai orang tua.

Bagaimana Kelanjutan Sidang Cerai Andre?

Dengan penolakan terhadap kesaksian anak-anak, sidang akan terus berlanjut dengan bukti lain yang diajukan masing-masing pihak. Informasi terbaru menyebutkan bahwa tim kuasa hukum Andre dan Erin masih membuka peluang untuk mediasi. Hakim pun dikabarkan memberikan waktu tambahan untuk proses ini.

Hak asuh anak menjadi salah satu poin paling krusial dalam perkara ini. Kedua belah pihak sama-sama menginginkan yang terbaik, meski belum ada keputusan final. Majelis hakim sendiri menyatakan akan mempertimbangkan seluruh aspek psikologis dan kesejahteraan anak sebelum memberikan putusan.

Di sisi lain, publik berharap sidang ini bisa berakhir damai dan tertutup, agar anak-anak pasangan ini bisa tetap tumbuh di lingkungan yang sehat secara emosional, meskipun orang tua mereka berpisah.