Kaget Lihat Sandera Kurus Kering, Netanyahu Minta Bantuan Palang Merah Internasional

Read Time:4 Minute, 15 Second

Kaget Lihat Sandera Kurus Kering, Netanyahu Minta Bantuan Palang Merah Internasional

wartanusantara.net – Konflik antara Israel dan Hamas kembali menyentuh titik kemanusiaan yang memunculkan keprihatinan global. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikabarkan terkejut dan murka setelah melihat bukti visual dari kondisi para sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dalam keadaan sangat kurus, lemah, dan terlihat tidak dirawat dengan layak.

Menanggapi kondisi tersebut, Netanyahu minta Palang Merah bantu sandera, dan mendesak organisasi kemanusiaan internasional itu untuk segera menekan Hamas agar mengizinkan akses medis serta pengawasan langsung terhadap para sandera. Permintaan ini dilontarkan di tengah tekanan domestik yang terus meningkat dari keluarga para sandera dan masyarakat sipil Israel.

Langkah ini menunjukkan adanya eskalasi dalam dimensi kemanusiaan konflik yang terus berlangsung sejak akhir 2023. Bukan lagi sekadar adu senjata atau diplomasi politik, namun juga menyentuh batas paling dasar dalam peradaban manusia: hak untuk diperlakukan secara manusiawi, bahkan dalam situasi perang sekalipun.

Kondisi Sandera yang Mengejutkan Publik Israel

Rekaman video dan laporan yang diterima pemerintah Israel menunjukkan kondisi sebagian sandera yang ditahan Hamas dalam keadaan mengenaskan. Banyak dari mereka terlihat sangat kurus, pucat, dan lemah, seolah-olah mengalami kekurangan nutrisi serta akses kesehatan selama berbulan-bulan.

Keluarga para sandera yang semula hanya bisa berharap lewat diplomasi, kini mulai menggelar aksi protes terbuka dan meminta pemerintah bertindak lebih tegas. Beberapa di antara mereka bahkan menyampaikan bahwa melihat anak atau orang tuanya dalam kondisi seperti itu “lebih menyakitkan daripada tidak tahu kabarnya sama sekali”.

Dalam rapat kabinet keamanan yang bocor ke media lokal, Netanyahu disebut marah besar ketika mendengar laporan detil dari Dinas Intelijen dan Unit Negosiasi Israel. “Ini bukan sekadar penahanan. Ini penyiksaan diam-diam. Dan dunia harus tahu!” ujarnya dalam kutipan yang beredar luas di media sosial Israel.

Dari sinilah muncul langkah cepat Netanyahu minta Palang Merah bantu sandera, sebagai bentuk tekanan diplomatik dan kemanusiaan ke komunitas internasional.

Palang Merah Diduga Dihalangi Hamas Akses ke Sandera

Permintaan Netanyahu bukan tanpa alasan. Sejak awal konflik terbaru, Palang Merah memang telah mencoba melakukan mediasi dan akses kemanusiaan ke wilayah Gaza. Namun, sejumlah laporan menyebut bahwa Hamas terus menolak akses langsung Palang Merah ke lokasi-lokasi penahanan sandera.

Organisasi kemanusiaan itu bahkan mengaku frustasi karena sudah berulang kali meminta akses sesuai Konvensi Jenewa, namun tidak direspons oleh faksi bersenjata di Gaza. Hal ini bertentangan dengan hukum humaniter internasional yang menjamin hak sandera untuk mendapatkan perlakuan manusiawi dan perlindungan.

Dalam konferensi pers terbaru, juru bicara Palang Merah menyampaikan bahwa mereka siap melakukan misi medis dan kemanusiaan ke Gaza kapan pun diizinkan. Namun, tanpa jaminan keamanan dan transparansi dari pihak Hamas, mereka tidak bisa memaksa masuk karena bisa membahayakan nyawa tim relawan mereka sendiri.

Netanyahu pun mendesak negara-negara yang punya pengaruh terhadap Hamas—seperti Qatar, Turki, dan Iran—untuk ikut menekan agar Palang Merah bisa menjalankan tugasnya. Menurutnya, membiarkan kondisi ini terus berlangsung sama saja dengan “membiarkan kemanusiaan mati pelan-pelan”.

Tekanan Politik dan Moral dari Warga Israel

Di dalam negeri, tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu terus meningkat. Banyak keluarga sandera menyebut bahwa pemerintah terlalu lambat dan lebih fokus pada operasi militer dibanding misi penyelamatan. Aksi protes dan kampanye media makin gencar, menuntut transparansi dan pembaruan informasi secara berkala.

Kelompok oposisi politik di Knesset juga mulai menyerang pemerintah karena dinilai gagal memprioritaskan keselamatan warganya sendiri. Mereka menilai langkah Netanyahu baru-baru ini—dengan minta bantuan Palang Merah—sebagai bentuk “pengakuan tidak langsung” atas kebuntuan strategi sebelumnya.

Namun, bagi Netanyahu sendiri, ini adalah bagian dari manuver lebih luas yang mencakup tekanan internasional, negosiasi backchannel, dan penyesuaian kebijakan militer. Ia menyebut bahwa keselamatan para sandera tetap menjadi prioritas utama pemerintah Israel, dan menegaskan tidak akan ada gencatan senjata jika tidak ada perkembangan signifikan dalam penyelamatan mereka.

Reaksi Dunia Internasional: Harapan dan Frustasi

Dunia internasional menyambut langkah Netanyahu dengan reaksi campur aduk. Banyak negara menyuarakan dukungan terhadap misi kemanusiaan Palang Merah, namun juga menyayangkan bahwa konflik berkepanjangan ini sudah melewati batas kemanusiaan. PBB, Uni Eropa, hingga negara-negara Arab menyerukan agar kedua pihak segera menyepakati akses kemanusiaan tanpa syarat.

Namun, realita politik di lapangan membuat segalanya jadi lebih rumit. Hamas menganggap bahwa pengakuan atau akses Palang Merah bisa dimanfaatkan Israel untuk keperluan propaganda. Di sisi lain, Israel menilai Hamas telah menggunakan para sandera sebagai alat tawar-menawar politik yang tidak manusiawi.

Beberapa analis politik menyebut bahwa “perang komunikasi” saat ini jauh lebih sengit daripada perang senjata. Di era digital dan media real-time, gambar satu orang sandera yang terlihat kurus bisa memicu badai opini publik dan tekanan global yang luar biasa.

Apa Langkah Berikutnya? Misi Kemanusiaan Masih Sulit Dijalankan

Setelah pernyataan resmi Netanyahu, kini bola ada di tangan komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan. Palang Merah telah mengumumkan kesiapan, namun implementasi di lapangan tergantung pada izin dan kondisi keamanan.

Beberapa diplomat dari negara ketiga—termasuk Norwegia dan Swiss—kini sedang mengupayakan jalur diplomasi alternatif agar akses medis dan makanan bisa dikirim ke tempat penahanan sandera. Namun, jalur logistik ke Gaza tetap sulit karena blokade militer dan ancaman serangan dari kedua pihak.

Yang jelas, dunia kini mengawasi dengan mata tajam. Setiap langkah kecil dalam isu ini bisa berdampak besar, bukan hanya terhadap nasib para sandera, tapi juga terhadap citra internasional masing-masing pihak yang terlibat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Setelah Hato, Simons dan Garnacho Menyusul ke Chelsea? Rumor Bursa Panas 2025
Next post Tragis! Niat Menolong Teman, Dua Pelajar di Kalteng Malah Tewas Tenggelam